Mandigo adalah singkatan dari kata mandi dan gogo wedhi (menambang pasir), yaitu sebuah aktivitas yang dilakukan
penambang pasir di tempat penambangan pasir secara tradisional di sungai brantas pada sekitar tahun 1970 sampai
1990 an. Tepatnya Sungai Brantas posisi desa Bandar Lor gang VA (sebelah timur). Mereka menambang pasir dengan
menggunakan cikrak atau rinjing yang sepanjang ujungnya diberi logam besi tipis yang tajam agar memudahkan untuk
mengeruk pasir. Mereka masuk sungai pada daerah yang pasirnya mencukupi, lantas menancapkan cikrak atau rinjingnya
ke dalam pasir di dasar sungai. Ketika cikrak atau rinjing sudah tertancap maka untuk mereka akan menekan cikrak
atau rinjingnya untuk mengeruk pasir sambil kepalanya menyelam dan mengangkat kakinya ke atas untuk memberikan
gaya tekan. Tak lama kemudian mereka akan nongol lagi dengan mengangkat cikrak atau rinjingnya di pundaknya dan
berjalan kepinggir sungai dan membawa mentas pasir hasil tambangannya ke atas sungai. Masing-masing orang biasanya
mengumpulkan dalam satu tempat dengan satuan yang mereka sebut "nuk" (sekitar 1M3).
Badan mereka terlihat berotot kekar dan berwarna hitam dengan rambut berwarna kemerah-merahan karena selalu mentas
dan nyempulung kali dan kena panas matahari. Hasil dari gogo nya (menambang pasir) akan dibayar oleh juragan pasir
(seingat saya pada saat itu ada yang bernama Pak Denu) dan diantar ke pembeli dengan menggunakan cikar (angkutan
gerobak yang digeret oleh sapi. Untuk mengangkut pasir biasanya menggunakan dua ekor sapi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar