Selasa, 01 Oktober 2013

Ada Anak Namanya si Dewi Lagu Pertamaku Mlebu SD Bandar Lor 2 Kediri

Ada anak namanya si Dewi
Beli kacang harganya setali
Belum dibayar anaknya sudah lari
Mugi-mugi ditangkap pak pulisi

ha ha ha ha ini lagu pernah saya nyanyikan ketika didaftarkan sekolah ke SD Bandar Lor II Kediri. Waktu itu bu guru (alm. Bu Warti) mengetes supaya saya menyanyi. Saya diem saja karena malu sambil bingung gak tau mau nyanyi apa. Setelah dibujuk-bujuk dan mikir-mikir terus arep nyanyi opo akhire dapet ilham nyanyi lagu iki......he he he he he. Sedikit tambahan: Saat itu disebelahku ada tetanggaku yang juga didaftarkan oleh ayahnya. Ketika dites dengan pertanyaan "mripate digawe nya....?" dia jawan "nyawang!" he he he he. Batinku kepingkel-pingkel aku krungu jawabane.

Pok Pak Pok Dem Dem

Pok pak pok dem dem ji walang kaji kokok belok dem dem
Cang kacang lombok ijo mlungker
Siti nyang kali, bagong nyang genthong
Siti njaluk rabi diolehne kucing garong

Adus Kali: Hiburan Anak-anak Kali Brantas di Kediri

Hiburan yang paling mengasikkan bagi anak-anak yang rumahnya di daerah Kali Brantas adalah adus kali (mandi di sungai). Anak-anak biasanya telanjang bulat setelah menyimpang pakaiannya di semak2 pinggir Sungai Brantas dan langsung njegur kali. Saya biasanya sudah merencanakan sehabis pulang sekolah akan adus kali.

Akan tetapi anak-anak sering lupa diri, terlalu ke tengah yang arusnya lebih deras dan lebih dalam karena semakin ke tengah pasirnya semakin sedikit, padahal mereka belum terampil berenang atau malah belum bisa nglangi (berenang). Alhasil kadang-kadang mereka kenter (hanyut ke bawa arus). Kejadian ini sangat menjengkelkan tukang tambang (tukang perahu penyeberangan), karena mereka harus bertindak untuk menyelamatkan anak-anak yang membandel dan akhirnya hanyut. Begitu anak-anak teriak-teriak ketika melihat salah seorang temannya kenter (hanyut) maka tukang perahu penyeberangan (tukang tambang) akan mengejar dengan menggunakan perahunya untuk menyelamatkan. Biasanya kalau sudah dekat sebelum si tukang perahu menyelamatkan dia akan terlebih dahulu menthung (memukul) kepala anak yang kenter tadi dengan menggunakan patang (batang bambu yang diamaternya kecil (bisa digenggam dengan tangan) tapi sangat kokoh, ujungnya diberi besi berbentuk seberti garpu yang runcing digunakan sebagai alat untuk mendorong dan mengemudikan perahu dengan cara ditancapkan ke dasar sunguai lantas didorong sampai ujungnya sengga perahu akan terdorong.) Kemudian baru diangkat. Bila anak tersebut sudah meminum air yang cukup banyak maka anak tersebut dibawa minggir dan di jantur (kakinya diangkat ke atas dan kepalanya di bawah) agar air yang ada dalam perutnya keluar.

Karena anak-anak sering membandel dan tetap saja adus kali, sering ibu mereka meden-medeni (menakut-nakuti) kalau mereka masih membandel mandi di kali maka mereka akan digondol (diculik) oleh wewe gombel.

Sabtu, 28 September 2013

Rebutan Gambar Film dari Mobil HALO-HALO dan Montor Pepek'an

Dulu setiap sore ada mobil HALO-HALO bak terbuka dari gedung-gedung bioskop yang dibagian belakangnya dipasangin keber gambar film yang akan di putar di bioskop tersebut yang yang keliling kota Kediri. Biasanya ada tiga peumapang. Yang satu sopir, lalu di sebelah sopir ada yang memegang "halo-halo" alias mike sambil meberi deskripsi mempromosikan filem yang akan diputar. Di bagian belakang ada seorang yang membagikan poster film.

Begitu mendengar suara halo-halo, maka orang-orang pada berhamburan ke luar ke jalan. Anak-anak kecil pun pada ikuta-ikutan berhamburan. Yang rumahnya di dalam gang atau dibelakang alias tidak dipinggir jalan pun juga pada berhamburan ke luar ke pinggir jalan untuk rebutan poster yang dibagikan dari mobil yang berjalan perlahan. Anak-anak kecil ikut-ikutan sampai terjatuh dengan lutu dan gares sampai terluka alias bundas kebeh. Bila anak-anak yang ikut berebut berhasil mendapatkan poster bangga sekali rasanya hati anak itu....he he he he...termasuk saya pada waktu itu.

Bagi ibu-ibu anaknya yang masih kecil kadang sering kewalahan ketika anaknya yang masih terlalu kecil ikut mbrosot mau lihat halo-halo. Atau bagi nenek-nenek yang sedang mangsuh cucunya juga kewalahan kalau mereka merengek-rengek ingin melihat halo-halo. Alhasil mereka sering menggunakan jalan pintas menakut-nakuti anaknya dengan menyebutkan kalau halo-halo yang lewat itu adalah montor pepek'an yang sedang keliling untuk mencari tumbal alias lebon.

Ingatkah wong asli Kediri akan masa-masa itu dulu? he he he he

Kapal Aku Njaluk Duwiteeeee.....!

Melihat pesawat terbang yang sedang melintas adalah suatu hiburan tersendiri bagi anak-anak kecil di Kediri waktu dulu. Anak-anak kecil pada berhamburan keluar rumah begitu mendengar suara mesin peswat terbang berderu di angkasa. Meroka lunjak-lunjak sambil berteriak "kapal aku njauk duwik'eeeeeee!" dan sejenisnya. Ada yang loncat-loncat menengadah ke atas, tangannya diangkat ke atas kadang-kandang sampai-sampai celananya melorot tidak terasa. he he he he he itu termasuk saya waktu masih kecil.

Setelah itu mereka akan saling bercerita macam-macam. Kalau pesawatnya terbangnya agak rendah, mereka kadang-kadang merangai-rangkai kalau mereka melihat pilotnya. He he he he he...padahal ngapusi....dan itu akan ditimpali oleh anak yang lainnya sambil membetulkan posisi celananya yang melorot, atau mengusap ingus dihidungnya dengan lengan tangannya...he he he he.

Pesawat yang melintas kota Kediri waktu itu diantaranya peswat dari Malang yang menganngkut angkutan POS ke Jakarta. Juga pesawat-peswata AURI yang terbang dari Malang ke Madiun dan sebaliknya. Atau peswat helikopter pabrik rokok Gudang Garam.

Bagi panjenengan yang waktu masih kecil bermukim di Kediri .....masih igatkah? he he he he

O KKO

O KKO, perang karo Jepang
Jepang mati ketepang, KKO mesti menang
Tahun suwidak wolu, becak ora payu
Bemo roda telu sing numpak'i prawan ayu

Jang Jing Kapal Udara

Jang jing kapal udara
Numpak sepur medun Jakarta
Jakarta akeh nyamuk'e
Disemprot metu duwite
Duwite satus selawe
Ditukokne onde-onde
Onde-onde isine kacang
Lambe ndomble kecepit lawang

Kamis, 26 September 2013

Ngimpul: Cara Unik Bocah Kalibrantas Memancing Ikan

Ngimpul adalah cara memancing bocah-bocah Kali Brantas jaman dahulu dengan menggunakan pelapung lampu dop (bohlamp). Senar yang ujungnya sudah diberi kail diikatkan pada bohlamp yang sudah tidak terpakai. Umpan biasanya digunakan kotoran manusia (ini kesukaan iwak wagal/jendhil). Biasanya kimpul (satu set bohlamp berserta kailnya) yang sudah diberi umpan dilemparkan ke tengah sungai di daerah mBandar Ngalim (bawah jembatan mBandar Ngalim). Lantas mereka mengikuti bohlamp yang hanyut kampul-kampul (terapung-apung) ke arah utara mengukuti arus sungai brantas. Ketika bohlamp sudah mendeleb menthungul (timbul tenggelam) berulang-ulang karena ditarik oleh ikan yang sudah kesangkut kail maka mereka akan nyemplung ke sungai untuk mengambilnya.Biasanya ikan yang didapat adalah ikan wagal/ jendhil.

Setelah itu mereka akan memasang umpan lagi dikimpulnya dan melemparkannya lagi ke tengah sungai di daerah mBandar Ngalim.

Wewe Gombel Spesies Hantu Perempuan Penghuni Sungai Brantas

Ilustrasi Wewe Gombel yang dilukis oleh pelukis soko Londo.
Mangkane wewene wewe bule he he he he
Wewe Gombel adalah salah satu spesies hantu perempuan berambut panjang yang payudaranya nglembreh klewer-klewer yang oleh sebagian para ibu-ibu di sekitar Sungai Brantas sering dicatut namanya untuk menakut-nakuti anak-anak mereka yang ndableg (bandel) sering adus kali (mandi di sungai).

Ibu-ibu mendeskripsikan Wewe Gombel senengannya nggondisekap di rumahanya di dasar Sungai Brantas. Mereka akan disuruh membantu kerja membereskan rumahnya yang semua perabotnya sangat mengerikan diantaranya mereka akan di suruh memasak nasi yang entong-nya terbuat dari tangan manusia.

Ada juga lirik lagu yang menyebut-nyebut wewe Gombel di Sungai Brantas:

Satu dua tiga pak gendut naik kuda
Kuda kuda lari pak gendut kecemplung kali
Kali kali brantas pak gendut ra iso mentas
Mentas mentas dewe pak gendut digondol wewe
Wewe wewe gombel pak gendut diewer-ewer

Sebagai catatan, Wewe Gombel di daerah lain disebut dengan Hantu Kalong. Disemarang si hantu ini juga mempunyai profesi tersendiri. Seorang pelukis bongso Londo mencoba menggambarkan hantu spesies ini dalam bentuk seperti di bawah ini.

Entah karena yang melukis adalah orang Belanda, hantu ini tergambarkan ke-bule-bule-an. he he he he

Sabtu, 21 September 2013

Mandigo: Mandi dan Gogo Wedhi secara tradisional di Sungai Brantas

Mandigo adalah singkatan dari kata mandi dan gogo wedhi (menambang pasir), yaitu sebuah aktivitas yang dilakukan penambang pasir di tempat penambangan pasir secara tradisional di sungai brantas pada sekitar tahun 1970 sampai 1990 an. Tepatnya Sungai Brantas posisi desa Bandar Lor gang VA (sebelah timur). Mereka menambang pasir dengan menggunakan cikrak atau rinjing yang sepanjang ujungnya diberi logam besi tipis yang tajam agar memudahkan untuk mengeruk pasir. Mereka masuk sungai pada daerah yang pasirnya mencukupi, lantas menancapkan cikrak atau rinjingnya ke dalam pasir di dasar sungai. Ketika cikrak atau rinjing sudah tertancap maka untuk mereka akan menekan cikrak atau rinjingnya untuk mengeruk pasir sambil kepalanya menyelam dan mengangkat kakinya ke atas untuk memberikan gaya tekan. Tak lama kemudian mereka akan nongol lagi dengan mengangkat cikrak atau rinjingnya di pundaknya dan berjalan kepinggir sungai dan membawa mentas pasir hasil tambangannya ke atas sungai. Masing-masing orang biasanya mengumpulkan dalam satu tempat dengan satuan yang mereka sebut "nuk" (sekitar 1M3).

Badan mereka terlihat berotot kekar dan berwarna hitam dengan rambut berwarna kemerah-merahan karena selalu mentas dan nyempulung kali dan kena panas matahari. Hasil dari gogo nya (menambang pasir) akan dibayar oleh juragan pasir (seingat saya pada saat itu ada yang bernama Pak Denu) dan diantar ke pembeli dengan menggunakan cikar (angkutan gerobak yang digeret oleh sapi. Untuk mengangkut pasir biasanya menggunakan dua ekor sapi).